Kuota Telkomsel Kok Bisa Lenyap? Curhat Pelanggan Soal Masa Aktif
Kuota Telkomsel Kok Bisa Lenyap? Curhat Pelanggan Soal Masa Aktif

Kuota Telkomsel Kok Bisa Lenyap? Curhat Pelanggan Soal Masa Aktif

SpekPintar – Lagi-lagi, pelanggan Telkomsel menjerit soal kuota internet yang misterius raib begitu saja. Belum lagi soal masa aktif yang bikin dahi berkerut. Keluhan ini berseliweran di media sosial, mempertanyakan kejelasan kebijakan kuota yang dirasa nggak adil. Padahal, aturan pemerintah sih membolehkan kuota hangus ini. Jadi, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa banyak yang kecewa? Dan gimana caranya biar kita sebagai konsumen nggak terus-terusan jadi korban?

Kuota Hangus: Aturan Boleh, Tapi Pelanggan Merana

Soal kuota yang lenyap sebelum waktunya atau masa aktif yang nggak sesuai harapan, ini bukan cerita baru. Banyak banget yang ngerasa rugi dengan praktik kuota hangus ini. Kita beli paket data, bayar sejumlah uang, eh tapi kuotanya cepet banget abis atau malah tiba-tiba ilang. Kan kesel ya?

Kuota Hangus: Secara Hukum Oke, Tapi Etika?

Ketua Komunitas Konsumen Indonesia, David M.L. Tobing, bilang sebenarnya kuota hangus itu dibolehkan, kok. Ada aturannya, Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2021 (Permenkominfo 5/2021). Aturan ini kasih kebebasan ke operator seluler buat nentuin masa berlaku dan penggunaan kuota. Tapi, bukan berarti mereka bisa seenaknya sendiri, dong!

“Memang benar, regulasi membolehkan kuota hangus. Tapi, etika bisnis juga penting. Operator harus jelas, transparan, dan nggak boleh menyesatkan pelanggan,” kata Pak Tobing di sebuah diskusi soal industri seluler di Jakarta.

Menurutnya, masalah utama itu ada di informasi yang nggak jelas soal masa aktif kuota, pembagian kuota (misalnya kuota malam atau kuota khusus aplikasi), dan gimana kuota itu bisa hangus. Kita sebagai pelanggan seringkali nggak dapat info yang cukup sebelum beli paket, alhasil merasa kejebak dengan kuota yang boros atau nggak bisa dipakai sesuai kebutuhan.

Operator, Tolong Lebih Jujur!

Kritik soal transparansi ini juga datang dari anggota DPR RI. Mereka juga menyoroti pentingnya melindungi konsumen di era digital ini, apalagi soal layanan telekomunikasi.

“Kami banyak menerima keluhan soal kuota internet ini. Operator seluler harus lebih jujur dan terbuka ke pelanggan,” ujar seorang anggota Komisi I DPR RI.

Intinya, jangan cuma mikirin untung doang, dong. Kepuasan dan kepercayaan pelanggan juga penting. Informasi yang jelas dan akurat itu krusial buat kita milih paket data yang pas buat kebutuhan dan isi dompet.

Contoh Iklan Kuota yang Bikin Bingung

Salah satu contoh iklan kuota yang bikin geleng-geleng kepala itu ya yang nawarin kuota gede dengan masa aktif tertentu, tapi ternyata sebagian besar cuma bisa dipakai tengah malam atau buat aplikasi tertentu aja.

“Misalnya, ada iklan kuota 60 GB untuk 30 hari, eh tapi 30 GB cuma buat kuota malam. Siapa yang mau begadang terus buat ngabisin kuota?” kata Pak Tobing, memberi contoh.

Iklan kayak gini bisa dibilang nggak jujur karena nggak ngasih tau info yang lengkap soal pembagian kuota. Alhasil, kita ngerasa ketipu karena kuotanya nggak bisa dipakai sesuai kebutuhan.

Solusi? Kasih Opsi Perpanjangan Kuota (Roll Over)!

Buat ngatasi masalah ini, Pak Tobing nyaranin biar operator seluler ngasih opsi perpanjangan kuota (roll over). Jadi, sisa kuota yang belum kepakai bisa diakumulasi ke bulan berikutnya.

“Opsi roll over mungkin bikin harga paket data sedikit lebih mahal. Tapi, lebih baik daripada pelanggan merasa dirugikan karena kuota hangus begitu aja,” jelasnya.

Roll over ini bakal jadi nilai tambah buat pelanggan dan bikin kita makin setia. Kita merasa lebih dihargai dan punya kendali lebih besar atas penggunaan kuota.

Kominfo: Transparansi Itu Kunci!

Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kementerian Kominfo, Denny Setiawan, juga setuju banget soal pentingnya transparansi. Operator seluler harus ngasih deskripsi produk yang jelas, nggak bikin bingung, dan nggak menyesatkan konsumen.

“Kominfo mendorong operator untuk lebih transparan, bagaimana mengedukasi pelanggan. Jujur, saya juga agak susah cari analogi yang pas untuk menjelaskan kompleksitas ini kepada masyarakat awam,” ujarnya.

Pak Denny menambahkan, operator harus jelasin detail soal batas volume atau kuota, batas waktu penggunaan, dan gimana sisa kuota itu diperlakukan, apakah bisa di-roll over atau nggak.

Harapannya, ke depan operator seluler bisa lebih transparan dan kasih informasi yang lebih jelas soal kebijakan kuota internet. Dengan begitu, kita bisa milih paket data yang pas dan nggak kecewa karena kuota tiba-tiba lenyap. Edukasi ke masyarakat juga perlu ditingkatkan biar kita lebih cerdas milih dan pakai layanan telekomunikasi. Akhirnya, tercipta ekosistem telekomunikasi yang sehat dan sama-sama menguntungkan. ***

About rafi

Ngulik smartphone tuh udah kayak ngopi tiap pagi. Android & iOS? Dua-duanya gua makan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *