SpekPintar – Pasar ponsel di Indonesia lagi nggak baik-baik aja nih. Ada laporan terbaru yang nunjukkin pengiriman ponsel di kuartal kedua tahun 2025 ini lagi turun drastis. Kira-kira, apa ya yang bikin pasar ponsel kita jadi lesu begini? Terus, gimana nih nasibnya ke depan?
Penjualan Ponsel di Indonesia Lagi Loyo
Jadi, ada laporan dari salah satu lembaga riset yang bilang, penjualan ponsel di Indonesia turun 7 persen kalau dibandingin sama periode yang sama tahun lalu. Angka ini lumayan bikin kaget, soalnya Indonesia kan selama ini dikenal sebagai salah satu pasar potensial buat jualan ponsel di Asia Tenggara. Wah, ada apa nih?
Kenapa Penjualan Ponsel Bisa Turun?
Ternyata, ada beberapa faktor yang bikin penjualan ponsel di Indonesia jadi kurang bergairah. Salah satunya, daya beli masyarakat lagi kurang kuat, ditambah lagi kondisi ekonomi global juga lagi nggak pasti. Kombinasi dua hal ini bikin orang jadi mikir-mikir dulu buat beli ponsel.
Duit di Kantong Lagi Seret
Salah satu penyebab utamanya adalah daya beli konsumen yang lagi lesu. Biasanya kan, pas liburan di kuartal kedua orang pada belanja tuh. Tapi, “Liburan kali ini, orang kayaknya lebih irit deh,” kata seorang analis. “Mereka lebih hati-hati ngeluarin uang, apalagi buat barang yang nggak terlalu penting.”
Ekonomi Lagi Nggak Enak
Kondisi ekonomi global yang lagi nggak stabil juga bikin orang jadi was-was. Inflasi tinggi, suku bunga naik, nilai tukar rupiah juga nggak karuan. Belum lagi isu-isu geopolitik yang bikin suasana makin nggak pasti. Jadi, ya wajar aja kalau orang pada nahan diri buat beli barang-barang elektronik.
Nggak Semua Segmen Kena Imbas
Tapi, menariknya, penurunan ini nggak dirasain sama semua segmen pasar. Ada yang turun parah, tapi ada juga yang malah naik.
Ponsel Murah Meriah Justru Laris
Nah, di tengah pasar yang lagi lesu, segmen ponsel entry-level atau yang harganya di bawah 2,4 juta rupiah malah naik 3 persen! Ini nunjukkin, orang yang punya budget terbatas tetep nyari ponsel baru, tapi ya nyarinya yang murah meriah aja. “Sekarang, konsumen lebih pinter milih. Mereka nyari yang paling worth it,” kata salah satu perwakilan merek ponsel. “Ponsel entry-level itu harganya pas, fiturnya juga lumayan buat kebutuhan sehari-hari.”
Ponsel Kelas Menengah dan Atas Pada Ngadem
Sebaliknya, segmen ponsel mid-range dan premium justru pada turun penjualannya. Konsumen yang biasanya beli ponsel di segmen ini pada nunda atau pindah ke merek atau model yang lebih murah. Ini nunjukkin, orang yang punya duit lebih pun sekarang lebih mikir-mikir buat ngeluarin uang, apalagi buat barang yang bukan kebutuhan utama.
Pemerintah Harus Bantu Dong!
Pemerintah sih udah coba buat ngasih berbagai kebijakan dan insentif biar orang pada belanja lagi. Tapi, kayaknya belum terlalu ngefek buat pasar ponsel. “Inisiatif pemerintah lebih fokus ke kebutuhan pokok, belum nyampe ke pasar ponsel,” kata seorang pengamat ekonomi. Kayaknya, pemerintah perlu bikin kebijakan yang lebih spesifik buat dorong pembelian barang elektronik, misalnya subsidi atau keringanan pajak.
Ponsel 5G Jadi Harapan Baru
Di tengah tantangan ini, ada secercah harapan nih, yaitu pertumbuhan ponsel 5G. Sekarang, ponsel 5G udah nyumbang 35 persen dari total penjualan ponsel di kuartal kedua 2025. Ini karena sekarang udah banyak ponsel 5G yang harganya lebih terjangkau. “Teknologi 5G makin banyak dipake di Indonesia,” kata seorang analis telekomunikasi. “Operator seluler juga terus nambah jaringan 5G, jadi orang makin pengen beli ponsel 5G.”
Contohnya, XL Axiata lagi gencar bangun ribuan BTS baru buat 5G. Telkomsel juga nggak mau kalah, mereka juga lagi perluas jangkauan jaringan 5G ke berbagai daerah.
Semoga Semester Kedua Lebih Baik
Meskipun pasar ponsel lagi kurang oke, ada harapan nih buat semester kedua tahun 2025. Soalnya, kondisi ekonomi diperkirakan bakal membaik dan pemerintah juga bakal ngeluarin kebijakan yang lebih mendukung.
Ekonomi Bakal Lebih Cerah?
Beberapa ekonom bilang, ekonomi Indonesia bakal membaik di semester kedua 2025. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan naik, inflasi terkendali, nilai tukar rupiah juga stabil. Kalau ekonomi udah oke, diharapkan orang jadi lebih percaya diri buat belanja, termasuk beli ponsel.
Kebijakan Pemerintah Juga Ditunggu
Pemerintah juga diharapkan bakal ngeluarin kebijakan dan insentif baru buat dorong konsumsi. “Kami berharap pemerintah bakal ngeluarin program yang lebih efektif buat ningkatin daya beli masyarakat,” kata seorang pengamat. Kebijakan ini bisa berupa subsidi langsung, keringanan pajak, atau cicilan bunga rendah.
Dengan kombinasi perbaikan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang tepat, diharapkan pasar ponsel di Indonesia bisa bangkit lagi di semester kedua 2025. Tapi, semua pihak, mulai dari produsen, distributor, sampai pemerintah, harus kerja sama biar pemulihan ini beneran berkelanjutan dan bermanfaat buat semua. ***