Internet Murah di Indonesia? Pengusaha Ini Justru Bilang Begini
Internet Murah di Indonesia? Pengusaha Ini Justru Bilang Begini

Internet Murah di Indonesia? Pengusaha Ini Justru Bilang Begini

SpekPintar – Katanya sih, internet di Indonesia itu murah. Setidaknya, itu klaim dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), khususnya untuk layanan internet rumah atau fixed broadband. Tapi, beneran semurah itu? Atau justru masih bikin sebagian besar masyarakat mikir dua kali buat langganan? Para pelaku usaha di bidang ini pun ikut nimbrung, penasaran soal kebenaran isu ini.

Benarkah Internet Kita Sudah Murah? Ini Kata APJII

Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, saat membahas riset “Profil Internet Indonesia 2025”, bilang kalau harga internet broadband di Indonesia itu sudah bersaing banget. Katanya sih, “Menurut saya sih sudah cukup affordable ya. Apalagi di sisi broadband, harga di internet broadband Indonesia sudah hampir bottom kalau saya lihat,” ujarnya lewat YouTube APJII, Kamis (7/8/2025) lalu. Klaim ini didasarkan pada survei yang mengumpulkan data soal seberapa banyak orang Indonesia yang pakai internet dan bagaimana mereka menggunakannya. Tapi, apakah data ini benar-benar menggambarkan kondisi yang sebenarnya di lapangan?

Berapa Sih, Uang yang Kita Keluarkan Buat Internet?

Riset APJII menjabarkan, berapa duit yang dikeluarkan masyarakat Indonesia buat internetan, baik itu lewat paket data (mobile) atau Wi-Fi (fixed broadband). Data inilah yang jadi dasar klaim APJII soal keterjangkauan harga internet di Indonesia.

Pengeluaran Buat Paket Data

Hasil survei APJII menunjukkan, mayoritas pengguna internet di Indonesia (52,27%) menghabiskan antara Rp 51.000 sampai Rp 101.000 per bulan buat paket data. Lalu, ada 34,52% yang cuma mengeluarkan kurang dari Rp 50.000 per bulan. Sebagian lagi (12,20%) menghabiskan Rp 101.000 sampai Rp 250.000. Yang paling sedikit, cuma 1,02% yang pengeluarannya lebih dari Rp 250.000 per bulan. Dari data ini kelihatan banget ya, pengeluaran buat paket data itu beda-beda, tergantung kebutuhan dan kondisi keuangan masing-masing.

Biaya Langganan Wi-Fi

Nah, kalau buat internet rumah atau Wi-Fi, data APJII menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna (74,31%) bayar antara Rp 100.000 sampai Rp 300.000 per bulan. Kemudian, ada 16,80% yang bayar antara Rp 301.000 hingga Rp 500.000. Yang bayar kurang dari Rp 100.000 ada 7,81%, dan cuma 0,96% yang bayar lebih dari Rp 500.000 per bulan. Ada juga sih sebagian kecil (1,12%) yang nggak jawab atau nggak tahu berapa biaya yang mereka keluarkan. Tingginya angka pengguna yang bayar antara Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per bulan inilah yang jadi dasar APJII bilang kalau harga internet rumah di Indonesia itu terjangkau.

Tapi, Menurut Kita Harganya Gimana?

Selain data pengeluaran, penting juga untuk tahu bagaimana pandangan masyarakat soal harga internet. Soalnya, persepsi ini juga berpengaruh dalam menilai apakah internet itu benar-benar terjangkau atau nggak. Riset APJII juga menyertakan survei soal ini.

Pandangan Soal Harga Paket Data

Dari survei APJII, sebagian besar responden (48,39%) merasa harga paket data sekarang sama aja kayak tahun lalu. Sementara itu, 43,49% merasa harga paket data makin mahal. Cuma 8,12% yang merasa harga paket data makin murah. Beda-beda kan pandangannya? Ini nunjukkin kalau apa yang dirasakan masyarakat soal harga paket data itu nggak selalu sama dengan apa yang diklaim APJII.

Opini Tentang Harga Wi-Fi

Sama kayak pandangan soal harga paket data, mayoritas responden (62,48%) merasa harga internet rumah (Wi-Fi) masih sama aja kayak tahun sebelumnya. Tapi, ada juga 27,27% responden yang merasa harga Wi-Fi lebih mahal dibanding tahun 2024. Cuma 7,73% yang merasa harga internet broadband makin murah. Meski sebagian besar merasa harganya tetap sama, lumayan banyak juga yang ngeluh karena harga internet rumah makin naik.

Klaim APJII soal harga internet yang terjangkau di Indonesia itu perlu dilihat dari berbagai sisi. Nggak cuma data pengeluaran, tapi juga persepsi masyarakat dan kondisi ekonomi secara umum. “Data APJII memang menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat mengeluarkan biaya yang relatif terjangkau untuk internet, namun hal ini tidak berarti bahwa internet sudah sepenuhnya terjangkau bagi semua kalangan,” kata Budi Santoso, pengamat telekomunikasi dari Universitas Indonesia. “Masih ada kesenjangan digital yang signifikan, terutama di daerah-daerah terpencil dan bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.”

Budi juga menambahkan, faktor lain seperti kualitas layanan dan kecepatan internet juga penting banget. “Harga murah tidak ada artinya jika kualitasnya buruk. Masyarakat membutuhkan internet yang cepat, stabil, dan terjangkau,” tegasnya.

Pemerintah dan penyedia layanan internet (ISP) diharapkan terus berusaha meningkatkan akses dan kualitas internet di seluruh Indonesia. Caranya bisa bermacam-macam, misalnya membangun infrastruktur yang merata, meningkatkan kapasitas jaringan, dan menyediakan paket internet yang lebih murah buat masyarakat yang kurang mampu. Selain itu, penting juga buat mengedukasi masyarakat soal penggunaan internet yang baik dan aman, biar literasi digital kita makin meningkat. Dengan begitu, internet bisa jadi alat yang efektif buat meningkatkan kualitas hidup dan memajukan bangsa.

Kedepannya, APJII berencana melakukan survei lagi buat memantau perkembangan penetrasi dan penggunaan internet di Indonesia. Hasil survei ini diharapkan bisa memberikan informasi yang lebih akurat dan lengkap soal kondisi internet di Indonesia. Jadi, bisa jadi dasar buat bikin kebijakan yang tepat sasaran. ***

About tasya

Senangnya nulis konten abadi yang dicari orang dari dulu sampe besok. Artikel gue gak kadaluarsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *